KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA
Komponen
elektronika ialah sebuah alat berupa benda yang menjadi bagian
pendukung suatu rangkaian elektronik yang dapat bekerja sesuai dengan
kegunaannya. Terdapat beberapa macam, berdasarkan cara dan sistem kerjanya
komponen elektronika dibagi manjadi dua macam
yaitu komponen pasif dan aktif. Komponen aktif adalah komponen yang dapat
beroperasi jika mendapatkan suntikan arus atau tegangan listrik, sedangkan
komponen pasif adalah komponen walaupun tidak diberi arus atau tegangan listrik
komponen ini tetap dapat bekerja dan beroperasi dengan baik.
Komponen
Elektronika Pasif
Komponen pasif adalah komponen elektronika
yang dalam pengoperasiannya tidak membutuhkan sumber tegangan atau sumber arus
tersendiri. Komponen pasif pada umumnya digunakan sebagai pembatas arus,
pembagi tegangan, tank circuit dan filter pasif. Komponen elektronika yang
digolongkan sebagai komponen pasif diantarnya adalah resistor, kapsitor,
induktor,saklar dan diode. Berikut adalah definisi dan fungsi secara umum dari
komponen pasif tersebut :
a.
Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai
penghambat/pembatas arus listrik. Berikut adalah simbol dan salah satu bentuk
fisik resistor.
Dalam aplikasinya resistor dapat dirangkai secara seri
dan paralel, pada rangkaian seri maka resistor dapat difungsikan sebagai
pembagi tegangan dengan karakteristik nilai resistor akan bertambahsesuai
dengan nilai resistor yang dihubung seri tersebut. Kemudian resistor pada
konfigurasi paralel resistor berfungsi sebagai pembagi arus dan memiliki
karkateristik nilai resistansi menjadi lebih rendah berbanding terbalik dengan
jumlah dan nilai resistansi resistor yang diparalel.
Jenis-Jenis Resistor
Jenis-Jenis Resistor pada saat ini hanya ada 2 jenis, yaitu Fixed Resistor
(Resistor Tetap) dan Variable Resistor (Resistor Tidak Tetap). Dari dua jenis
resistor tersebut di bagi lagi menjadi beberapa bagian, berikut ini akan kami
jelaskan bagian-bagian dari kedua jenis tersebut :
1). Fixed Resistor (Resistor Tetap) adalah jenis resistor yang nilainya sudah tertulis pada
badan resistor dengan menggunakan kode warna ataupun angka. Resistor ini banyak
digunakan sebagai penghambat arus listrik secara permanen. Fungsi dari resistor
ini adalah sebagai pembatas arus yang mengalir pada lampu LED. Jenis dari fixed
resistor adalah :
Resistor Kawat
Resistor Kawat adalah jenis
resistor yang baru pertama kali di gunakan pada saat rangkaian elektronika
masih menggunakan tabung hampa. Bentuk fisik dari resistor ini bervariasi dan
memiliki ukuran yang cukup besar. Karena memiliki resistansi yang tinggi dan
tahan terhadap panas yang tinggi, resistor ini hanya dipergunakan dalam
rangkaian power. Sampai saat ini, jenis yang masih di pakai adalah jenis yang
memiliki lilitan kawat pada bahan keramik, kemudian di lapisi dengan bahan
semen.
Resistor Batang Karbon (Arang)
Resistor ini terbuat dari bahan
karbon kasar yang kemudian di beri lilitan dan tanda dengan kode warna yang
berbentuk gelang. Untuk dapat membaca nilai resistansi dari setiap warna gelang
tersebut dapat menggunakan tabel kode warna. Jenis resistor ini terbentuk
setelah adanya resistor kawat. Saat ini sudah jarang orang yang menggunakan
resistor batang karbon di dalam rangkaian-rangkaian elektronik.
Resistor Keramik
Dengan kemajuan teknologi yang
semakin pesat, khususnya di bidang elektronik. Pada saat ini telah tercipta
jenis resistor yang terbuat dari bahan dasar keramik atau porselin dan dilapisi
dengan kaca tipis. Karena memiliki bentuk fisik yang kecil dan juga nilai
resistansi yang tinggi, resistor ini paling banyak digunakan dalam rangkaian
elektronik. Rating daya yang dimiliki resistor keramik sebesar 1/4 Watt, 1/2
Watt, 1 Watt dan 2 Watt.
Resistor Film Karbon
Resistor ini merupakan hasil dari
pengembangan resistor batang karbon. Sejalan dengan perkemangan teknologi,
telah terbentuklah resistor yang dibuat dari karbon dan dilapisi dengan bahan
film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansi
sudah tercantum dalam bentuk tabel kode warna. Karena memiliki nilai resistansi
yang tinggi dan juga bentuk fisiknya kecil, resistor ini juga banyak digunakan
di dalam berbagai rangkaian elektronika. Rating daya yang dimiliki resistor ini
adalah 1/4 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt dan 2 Watt.
Resistor Film Metal
Bentuk dari resistor film metal
hampir sama dengan resistor film karbon. Hanya saja resistor ini tahan terhadap
perubahan temperatur dan memiliki tingkat kepresisian yang tinggi karena nilai
toleransi yang mencapai 1% atau 5%. Jika di bandingkan dengan jenis Fixed
Resistor lainnya, resistor ini memiliki kepresisian yang lebih tinggi karena
memilik 5 gelang warna bahkan ada juga yang terdapat 6 gelang warna. Resistor
film metal banyak digunakan dalam rangkaian elektronika yang memiliki tingkat
ketelitian tinggi, seperti alat ukur.
Cara membaca nilai resistor
Lihat Gambar
Jika Resistor yang memiliki 4 gelang warna :
gelang 1 dan 2 dibaca sesuai kode warna
gelang 3 adalah faktor pengali
gelang 4 adalah toleransi
Jika Resistor yang memiliki 5 gelang warna
gelang 1,2 dan 3 dibaca sesuai kode warna
gelang 4 adalah faktor pengali
gelang 5 adalah toleransi
Contoh :
Warna Coklat = 1
Warna Hitam = 0
Warna hijau
= x 5
Warna Emas
= Nilai toleransi 5%
Nilai Resistor = 10 x 5
= 1,000,000 = 1 mega = 1m
= 1m ohm toleransi 5%
Warna
merah = 2
Warna merah = 2
Warna merah = x 100
Warna Emas
= Toleransi 5%
Nilai Resistor = 22 x 100
= 2,200 = 2,2 kilo = 2,2k
= 2,2k ohm toleransi 5%
Warna Kuning = 4
Warna Ungu = 7
Warna Perak = x 0,01
Warna Emas = Toleransi 5%
Nilai Resistor = 47 x 0,01
= 0,47 ohm toleransi 5%
Resistor yang disambung Seri
Resistor yang disambung Seri, akan bertambah besar nilai
resistor tersebut.
Rumus :
R total = R1 + R2 + .......
Contoh : Lihat gambar
R1 = 1k
R2 = 1k
R total = R1 + R2
= 1k + 1k
= 2k
Resistor yang disambung Paralel
2). Variable Resistor (Resistor Tidak Tetap) adalah jenis resistor yang memiliki nilai resistansi
berubah-ubah secara langsung dengan cara memutar atupun menggeser tuas yang
ada. Jenis dari Variable Resistor adalah :
Potensiometer
Potensiometer adalah jenis
variable resistor yang nilai resistansinya dapat kita rubah dengan cara memutar
porosnya melalui tuas yang sudah di sediakan. Pada umumnya, resistor ini
terbuat dari kawat atau karbon dan paling banyak digunakan dalam rangkaian elektornika.
Saat ini telah banyak potensiometer yang terbuat dari bahan karbon karena
memiliki ukuran yang lebih kecil dan resistansi yang cukup besar. Perubahan
nilai resistansi terbagi menjadi dua, yaitu linier dan logaritmatik. Untuk
mengetahui apakah potensiometer tersebut linier atau logaritmatik dapat dilihat
dari huruf yang tertera pada bagian belakang. Apabila tertera huruf “B” maka
potensiometer tersebut bersifat logaritmatik, sedangkan jika tertera huruf “A”
maka potensiometer tersebut bersifat linier.
Trimpot
Trimpot atau biasa di sebut
Tripotensiometer adalah resistor yang nilai resistansinya dapat berubah. Sifat
dan karakteristik trimpot tidak jauh berbeda dengan potensiometer, hanya saja
bentuk fisik trimpot lebih kecil dibandingkan dengan potensiometer. Perubahan
nilai resistansi tersebut juga dibagi menjadi 2, yaitu linier dan logaritmatik.
Untuk mengubah nilai resistansi dengan cara memutar lubang tengah pada badan
trimpot dengan menggunakan obeng.
NTC dan PTC
NTC
(Negative Temperature Coefficient) dan PTC (Positive Temperature Coefficient)
merupakan resistor yang nilai resistansinya dapat berubah apabila terjadi
perubahan temperatur di sekelilingnya. Nilai resistansi NTC sendiri akan naik
apabila temperatur di sekelilingnya turun, Sedangkan nilai resistansi PTC akan
naik jika jika temperatur di sekelilingnya naik. Kedua resiston ini paling
sering digunakan sebagai sensor karena dapat mengukur suhu atau temperatur
daerah di sekelilingnya.
LDR
LDR (Light Dependent Resistor)
merupakan resistor yang nilai resistansinya dapat berubah apabila terjadi
perubahan intensitas cahaya di daerah sekelilingnya. Itu dapat terjadi karena
intensitas cahaya yang besar dapat mendorong elektron untuk menembus batas-batas
pada LDR. Dengan begitu, nilai resistansi akan naik jiga intensitas yang
diterima sedikit. Sedangkana nilai resistansi dari LDR akan turun jika
intensitas cahaya yang diterima banyak. Resistor LDR sendiri banyak digunakan
sebagai sensor cahaya, khususnya pada lampu taman.
b.
Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang berfungsi
untuk menyimpan muatan listrik sementara. Bentuk fisik salah satu kapasitor dan
simbol kapasitor dapat dilihat seperti pada gambar di samping.
Besar kecilnya muatan listrik yang dapat disimpan
olehkapasitor sebanding dengan nilai kapasitas kapasitor tersebut. Selain
sebagai penyimpan muatan listrik kapasitor juga dapat digunakan sebagai
penghubung atau coupling sinyal atau isyarat AC dalam suatu rangkaian pemroses
sinyal.
Jenis-Jenis Kapasitor dalam rangkaian elektronika terbagi menjadi 2 macam, yaitu
kapasitor polar dan kapasitor non polar. Yang di maksud kapasitor polar adalah
jenis kapasitor yang memiliki dua kutub dan mempunyai polaritas
positif/negatif. Kapasitor ini terbuat dari bahan elektrolit yang
mempunyai nilai kapasitansi yang besar di bandingkan dengan kapasitor yang
menggunakan bahan dielektrik.
Sedangkan yang di maksud kapasitor non polar adalah jenis
kapasitor tidak memiliki polaritas postif dan negatif pada kedua kutubnya.
Kapasitor ini juga dapat kita gunakan secara berbalik. Kapasitor ini biasanya
memiliki nilai kapasitansi yang kecil karena terbuat dari bahan keramik dan
mika. Meskipun kedua jenis kapasitor ini banyak digunakan untuk menyimpan
muatan listrik, tapi masih banyak perbedaan dari kedua jenis tersebut, di
antaranya adalah bahan yang digunakan dan juga fungsi kegunaannya dalam
sehari-hari.
Gambar Jenis-Jenis Kapasitor
Jenis kapasitor juga dapat kita bedakan menjadi beberapa
bagian, yaitu jenis kapasitor keramik, kapasitor elektrolit (elco), kapasitor
tantalum, kapasitor multilayer, kapasitor polyester film, elekctric double,
super kapasitor, trimer dan kapasitor tuning.
Sifat dasar kapasitor adalah menyimpan muatan listrik dan
tidak dapat dilalui arus DC (Direct Current) tetapi dapat dilalui arus AC
(Alternating Current) dan juga dapat berfungsi sebagai impedansi (Resistansi
yang nilainya tergantung dari frekuensi). Berdasarkan nilai kapasitansinya,
kapasitor di bagi menjadi 2 bagian, yaitu kapasitor tetap dan kapasitor
variable.
Untuk jenis-jenis kapasitor multilayer adalah kapasitor yang
terbuat dari bahan material. Kapasitor ini hampir sama dengan kapasitor
keramik, perbedaannya hanya terdapat pada jumlah lapisan yang menyusun
dielektriknya. Bahan dielektrik disusun dengan banyak lapisan dengan ketebalan
10 sampai 20 μm dan pelat elektrodanya dibuat dari logam yang murni. Selain
itu, bentuk dari jenis kapasitor ini juga kecil dan memiliki karakteristik suhu
yang bagus di bandingkan dengan kapasitor lainnya.
Fungsi Kapasitor dalam rangkaian elektronika adalah sebagai penghubung pada
masing-masing bagian dalam rangkaian, memisahkan arus bolak-balik dari arus
searah, sebagai filter pada rangkaian catu daya, sebagai pembangkit frekuensi
pada rangkaian elektronik pemancar dan juga menghemat daya listrik pada
rangkaian lampu TL.
c. Induktor
Induktor atau kumparan adalah komponen elektronika yang dibuat dari kawat email yang dibuat sedemikian rupa sehingga memiliki nilai reaktansi. Induktor dapat digunakan untuk menahan arus AC dan melewatkan arus DC. Bentuk dan simbol induktor secara umum dapat dilihat pada gambar berikut.
Induktor bersama resistor dan kapasitor dapat digunakan sebagaisuatu filter atau tapis dalam rangkaian pemroses sinyal. Induktor dapat banyak di jumpai dalam perangkat elektronika yang bekerja sebagai pemroses sinyal radio.
d.
Saklar
Saklar adalah komponen elektronika yang bekerja sebagai
pemutus atau pemilih sinyal secara mekanik. Saklar memiliki dua bagian utama
yaitu kontaktor dan tuas saklar.Salah satu bentuk dan simbol saklar dapat
dilihat pada gambarberikut.
Dalam menjalankan tugasnya saklar membutuhkan operator
sebagai penggerak tuas. Operator tuas saklar dapat berupa suatu sistem elektro
mekanis maupun operator manusia secara manual.
e.
Diode
Diode adalah komponen pasif yang dibuat dari bahan
semikonduktor. Dioda berfungsi untukmengalirkan arus listri DC dalam satu arah
saja. Dioda dibangun menggunakan dua lempeng bahan semikonduktor tipe P dan
tipe N. Simbol dan salah satu bentuk fisik dioda dapat dilihat pada gambar
berikut.
Dioda memiliki 2 kaki yaitu kaki Anoda dan Kaki Katoda,
pada prinsipnya dioda akan mengalirkan arus DC dari Anoda ke Katoda. Pada
aplikasi lain dioda dapat berfungsi sebagai penyearah gelombang AC.
Jenis-Jenis Dioda terdiri dari Light Emiting Diode
(Dioda Emisi Cahaya) yang biasa disingkat LED, Diode Photo (Dioda Cahaya),
Diode Varactor (Dioda Kapasitas), Diode Rectifier (Dioda Penyearah) dan yang
terakhir adalah Diode Zener yang biasa disebut juga sebagai Voltage Regulation
Diode. Semua jenis dioda ini memiliki fungsi yang berbeda-beda yang sesuai
dengan nama dioda itu sendiri. Dioda disempurnakan oleh William Henry Eccles
pada tahun 1919 dan mulai memperkenalkan istilah diode yang artinya dua jalur
tersebut, walaupun sebelumnya sudah ada dioda kristal (semikonduktor) yang
dikembangkan oleh peneliti asal Jerman yaitu Karl Ferdinan Braun pada tahun
1874, dan dioda termionik pada tahun 1873 yang dikembangkan lagi prinsip
kerjanya oleh Frederic Gutherie.
Gambar Jenis-Jenis Dioda
Berikut ini adalah pengertian dari Jenis-Jenis Dioda :
Light
Emiting Diode (Dioda Emisi Cahaya)
Dioda yang sering disingkat
LED ini merupakan salah satu piranti elektronik yang menggabungkan dua unsur
yaitu optik dan elektronik yang disebut juga sebagai Opteolotronic.dengan
masing-masing elektrodanya berupa anoda (+) dan katroda (-), dioda jenis ini
dikategorikan berdasarkan arah bias dan diameter cahaya yang dihasilkan, dan
warna nya.
Diode
Photo (Dioda Cahaya)
Dioda jenis ini merupakan dioda yang peka terhadap cahaya,
yang bekerja pada pada daerah-daerah reverse tertentu sehingga arus cahaya
tertentu saja yang dapat melewatinya, dioda ini biasa dibuat dengan menggunakan
bahan dasar silikon dan geranium. Dioda cahaya saat ini banyak digunakan untuk
alarm, pita data berlubang yang berguna sebagai sensor, dan alat pengukur
cahaya (Lux Meter).
Diode
Varactor (Dioda Kapasitas)
Dioda jenis ini merupakan
dioda yang unik, karena dioda ini memiliki kapasitas yang dapat berubah-ubah
sesuai dengan besar kecilnya tegangan yang diberikan kepada dioda ini,
contohnya jika tegangan yang diberikan besar, maka kapasitasnya akan
menurun,berbanding terbalik jika diberikan tegangan yang rendah akan semakin
besar kapasitasnya, pembiasan dioda ini secara reverse. Dioda jenis ini banyak
digunakan sebagai pengaturan suara pada televisi, dan pesawat penerima radio.
Diode
Rectifier (Dioda Penyearah)
Dioda jenis ini merupakan
dioda penyearah arus atau tegangan yang diberikan, contohnya seperti arus
berlawanan (AC) disearahkan sehingga menghasilkan arus searah (DC). Dioda jenis
ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda sesuai dengan kapasitas tegangan
yang dimiliki.
Diode
Zener
Dioda jenis ini merupakan dioda yang memiliki kegunaan
sebagai penyelaras tegangan baik yang diterima maupun yang dikeluarkan, sesuai
dengan kapasitas dari dioda tersebut, contohnya jika dioda tersebut memiliki
kapasitas 5,1 V, maka jika tegangan yang diterima lebih besar dari
kapasitasnya, maka tegangan yang dihasilkan akan tetap 5,1 tetapi jika tegangan
yang diterima lebih kecil dari kapasitasnya yaitu 5,1, dioda ini tetap
mengeluarkan tegangan sesuai dengan inputnya.
Dapat disimpulkan bahwa Jenis-Jenis Dioda tersebut memiliki
berbagai kegunaan tersendiri yang dapat memanipulasi berbagai tegangan yang
masuk melalui dioda tersebut. Jenis-jenis Dioda diatas merupakan beberapa
contoh jenis dioda yang saat ini sudah ada dan dikembangkan, masih banyak lagi
contoh lain dari jenis dioda ini.
Komponen Elektronika Aktif
Komponen aktif adalah komponen elektronika yang dalam
pengoperasiannya membutuhkan sumber tegangan atau sumber arus dari luar. Ada
banyak tipe komponen aktif yang digunakan dalam rangkaian atau sitem
elektronika. Secara umum komponen aktif dibangun mengunakan bahan semikonduktor
yang didesain sedemikian rupa sehingga memiliki fungsi, nilai dan kapasitas
sesuai kebutuhan yang diinginkan. Beberapa contoh komponen aktif adalah.
a.
Transistor
Transistor merupakan komponen aktif yang dibangun dari
tiga lempeng semikonduktor tipe P dan tipe N. Transistor dapat berfungsi
sebagai penguat sinyal dan dapat jugaberfungsi sebagai saklar elektronik.
Berikut adalah salah satu contoh dan simbol transistor.
Transistor
Bipolar
Transistor
Unipolar
Transistor terdiri dari dua tipe yaitu transisor NPN dan
PNP. Kemudian dari dua tipe tersbut transistor dibagi lagi mejadi dua jenis
menjadi transistor bipolar dan transistor unipolar. Transistor bipolar memiliki
3 kaki yaitu basis, colektor dan emitor, sedangkan transistor unipolar memiliki
tiga kaki yaiut gate , source dan drain.
Jenis-Jenis Transistor dan cara kerja transistor pada umumnya dibagi
menjadi dua jenis yaitu; Transistor Bipolar (dwi kutub) dan Transistor Efek Medan (FET – Field Effect Transistor).
Transistor Bipolar adalah jenis transistor yang paling banyak di gunakan pada rangkaian
elektronika. Jenis-Jenis Transistor ini terbagi atas 3 bagian
lapisan material semikonduktor yang terdiri dari dua formasi lapisan yaitu
lapisan P-N-P (Positif-Negatif-Positif) dan
lapisan N-P-N (Negatif-Positif-Negatif).
Sehingga menurut dua formasi lapisan tersebut transistor bipolar dibedakan
kedalam dua jenis yaitu transistor PNP dan transistor NPN.
Masing-masing dari ketiga kaki jenis-jenis transistor ini di beri
nama B(Basis), K (Kolektor), dan E (Emitor). Fungsi transistor bipolar
ini adalah sebagai pengatur arus listrik (regulator arus listrik), dengan kata lain transistor dapat
membatasi arus yang mengalir dari Kolektor ke Emiter atau sebaliknya (tergantung jenis transistor, PNP atau NPN).
Di bawah ini Gambar
dan jenis-jenis transistor :
Ganbar jenis-jenis transistor
Transistor Efek Medan (FET – Field Effect Transistor) merupakan
jenis transistor yang juga memiliki 3 kaki terminal yang masing-masing
diberi nama Drain (D), Source (S), dan Gate (G). Cara kerja transistor ini adalah mengendalikan
aliran elektron dari terminal Source ke Drain melalui tegangan yang
diberikan pada terminal Gate.
Perbedaan antara transistor bipolar dan transistor FET adalah jika
transistor bipolar mengatur besar kecil-nya arus listrik yang melalui kaki
Kolektor ke Emiter atau sebaliknya melalui seberapa besar arus yang diberikan
pada kaki Basis, sedangkan pada FET besar kecil-nya arus listrik yang mengalir
pada Drain ke Source atau sebaliknya adalah
dengan seberapa besar tegangan yang diberikan pada kaki Gate.
Selain di gunakan sebagai penguat, transistor digunakan sebagai saklar.Caranya adalah dengan memberikan
arus yang cukup besar pada basis transistor hingga mencapai titik jenuh. Pada
kondisi seperti ini kolektor dan emitor bagai kawat yang terhubung atau saklar
tertutup, dan sebaliknya jika arus basis teramat kecil maka kolektor dan emitor
bagai saklar terbuka.
Fungsi transistor adalah sebagai sebagai penguat, sebagai sirkuit
pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi
tegangan, modulasi sinyal.
Transistor mempunyai 3 jenis yaitu :
1 1. Uni
Junktion Transistor (UJT)
Gambar symbol dan gambar transistor type UJT
Uni
Junktion Transistor (UJT) adalah
transistor yang mempunyai satu kaki emitor dan dua basis. Kegunaan transistor
ini adalah terutama untuk switch elektronis. Ada Dua jenis UJT ialah UJT Kanal
N dan UJT Kanal P.
2. Field
Effect Transistor (FET)
Gambar . symbol dan gambar transistor type FET
Beberapa Kelebihan FET dibandingkan dengan transistor biasa
ialah antara lain penguatannya yang besar, serta desah yang rendah. Karena
harga FET yang lebih tinggi dari transistor, maka hanya digunakan pada
bagian-bagian yang memang memerlukan.
Bentuk
fisik FET ada berbagai macam yang mirip dengan transistor. Jenis FET ada dua
yaitu Kanal N dan Kanal P. Kecuali itu terdapat pula macam FET ialah Junktion
FET (JFET) dan Metal
Oxide Semiconductor FET(MOSFET).
3. MOSFET
Gambar symbol dan gambar transistor type
MOSFET
MOSFET (Metal Oxide
Semiconductor FET) adalah suatu jenis FET yang mempunyai satu
Drain, satu Source dan satu atau dua Gate. MOSFET mempunyai input impedance
yang sangat tinggi. Mengingat harga yang cukup tinggi, maka MOSFET hanya
digunakan pada bagian bagian yang benar-benar memerlukannya. Penggunaannya
misalnya sebagai RF amplifier pada receiver untuk memperoleh amplifikasi yang
tinggi dengan desah yang rendah. Dalam pengemasan dan perakitan dengan
menggunakan MOSFET perlu diperhatiakan bahwa komponen ini tidak tahan terhadap
elektrostatik, mengemasnya menggunakan kertas timah, pematriannya menggunakan
jenis solder yang khusus untuk pematrian MOSFET. Seperti halnya pada FET,
terdapat dua macam MOSFET ialah Kanal P dan Kanal N.
b.
Thyristor
Thyristor disebut juga dengan SCR ( Silicon Controlled
Rectifier) dan banyak digunakan sebagai saklar elektronik. Thyristor sering
digunakansebagai saklar elektronik pada rangkaian listrik yang bekerja dengan
sumber tegangan AC. Thyristor merupakan pengembangan dari diode dan memiliki 3
kaki yaitu gate, anoda dan kathoda. Berikut adalah salah satu bentuk dan simbol
thyristor.
Thyristor ini akan bekerja atau menghantar arus listrik
dari anoda ke katoda jika pada kaki gate diberi arus kearah katoda, karenanya
kaki gate harus diberi tegangan positif terhadap katoda.
c.
Transducer
Transducer adalah komponen elektronika yang dapat
mengubah besaran fisik menjadi besaran listrik atau sebaliknya mengubah besaran
listrik menjadi besaran fisik. Transducer yang berfungsi untuk mengubah besaran
fisik menjadi besaran listrik sering disebut sebagai sensor. Kemudian
transducer yang berfungsi untuk mengubah besaran listrik menjadi besaran fisik
sering digunakan sebagai indikator atau aktuator. Contoh umum transducer
sebagai sensor antara lain NTC, PTC, LDR, Phototransistor dan Solarcell. Kemudian
contoh transducer yang mengubah besaran listrik menjadi besaran fisik adalah
LED, Loud Speaker, Motor Listrik dan Relay.